Selasa, 27 April 2010

FACEBOOK SEBAGAI MEDIA BISNIS

Facebook merupakan website social networking yang menekankan dalam membangun jejaring pertemanan di dunia internet. Ada istilah banyak teman ada kesempatan untuk mempromosikan apa yang kita miliki. melalui Facebook anda dengan mudah memperoleh teman, bahkan teman semasa sekolah yang telah lama tidak berjumpa, sampai dengan teman dari teman, teman sekerja, atau teman yang ada daftar emailnya pada akun email anda, semuanya didukung oleh Facebook.

Pesatnya perkembangan Facebook ini dapat dimaklumi. Dari berbagai situs layanan sosial yang bertebaran di internet, Facebook menawarkan berbagai kelebihan dibandingkan dengan rekan-rekan sejawatnya sesama situs layanan sosial. Dan kelebihan-kelebihan inilah yang bisa kita manfaatkan untuk segala keperluan kita, termasuk untuk kegiatan bisnis. Perusahaan-perusahaan besar kini bukan hanya menggunakan media Mainstream (TV, radio dan media cetak) untuk beriklan atau menciptakan Brand. Penciptaan Brand dan strategi pemasaran kini merambah ke website yang interaktif dan seringkali dipadukan dengan media sosial semacam Facebook. dimana kita dapat melihat iklan perusahaan di sisi kanan tampilan facebook maupun di dinding status update yang di tampilkan oleh teman kita.

Saya gunakan internet untuk pertemanan dan juga untuk menghasilkan uang. salah satu kegiatan bisnis saya di internet dengan mengikuti berbagai program bisnis, seperti ikut PTC, PTR dan situs jejaring sosial yang memberikan kita dollar seperti http://www.peoplestring.com/?u=stimres adalah situs jejaring sosial yang memberikan keuntungan bagi anggotanya. Disini kita dapat melakukan kegiatan seperti di facebook, blogger, dan kita pun memiliki email seperti yahoo dan gmail dan game. Jadi di situs ini hampir semua kegiatan kita di internet dapat di lakukan dan situs ini saya promosikan melalui facebook.

mengapa facebook menjadi pilihan untuk berbisnis? karena di sanalah tempat yang paling efektif selain media televisi dan radio, sekaligus murah dari segi biaya untuk memperkenalkan produk maupun kegiatan promosi bisnis lainnya baik yang dilakukan oleh individu maupun perusahaan. gunakan facebook untuk menjalin pertemanan dan gunakan pula untuk kegiatan bisnis anda, sehingga anda menjadi individu yang memanfaatkan internet dengan segala macam aktifitas di dalamnya.

Read more...

Sabtu, 17 April 2010

Soal Kebenaran, Benarkah Relatif?

Pluralisme agama adalah keyakinan penuh kontradiksi dan problematik, maka tidak selayaknya diyakini oleh orang yang masih mampu berpikir rasional


Oleh: Zarnuzi Ghufron*

SELAIN mengatakan bahwa tentang sesat yang tahu hanya Tuhan, kaum Islam liberal-pluralis juga mengatakan bahwa kebenaran adalah relatif. Dengan ini, seolah-olah mereka ingin menyimpulkan: bahwa manusia itu tidak bisa membedakan mana yang sesat dan mana yang benar, karena yang sesat tak dapat diketahui dan yang benar juga tak jelas yang mana. Akibat cara berpikirnya ini, maka tak aneh jika mereka tak pernah khawatir kalau berbuat salah.

Ada sebuah pertanyaan yang yang meski dijawab oleh mereka: jika Tuhan dengan tegas memerintahkan umat manusia untuk menghidari kesesatan karena akan dibalas neraka bagi pelakunya dan Tuhan juga memerintahkan untuk mengikuti kebenaran dengan balasan surga dan neraka bagi yang menolaknya, lalu bagaimana jika kesesatan dan kebenaran itu sendiri tidak bisa dimengerti dan diketahui oleh manusia. Dengan demikian, bagi Allah, perintah tersebut menjadi sia-sia, dan bagi manusia hal itu adalah tanggung jawab yang tidak akan sanggup mereka lakukan (taklif bima la yutoq), karena mereka diberi perintah dan akan diberi sanksi jika melanggar, tapi tak jelas isi perintahnya.

Jika sesat dan kebenaran tak jelas maksudnya, maka bagi manusia keduanya ibarat sebuah nama tanpa ada pemiliknya (al Ismu biduni al musamma) atau sifat tapi tak ada yang disifati (as sifat biduni al mausuf) atau lafadz tak bermakna.

Hal semacam ini sebenarnya bertentangan dengan pernyataan kaum liberal sendiri; bahwa lafadz adalah pertanda dari sebuah realitas atau ma'na dan realitas itu lebih dahulu ada dari lafadznya tsb.

Mencari Kebenaran

Faham relativisme kebenaran adalah bagian dari pluralisme agama yang mengatakan bahwa kebenaran pemahaman tentang Tuhan bagi setiap pemeluk agama adalah relatif, karena mereka sama-sama ingin mencari Tuhan, tapi Tuhan bersifat metafisik dan transendental, hingga akhirnya manusia menjadi beragam dalam memahami Tuhan yang absolut tersebut. Pemahaman manusia ini kemudian diwujudkan dengan nama-nama dan simbol-simbol yang saling berbeda antara pemeluk agama yang satu dengan yang lainnya.

Agama-agama, menurut Fritjhof Schuon, penggagas faham Kesatuan Transenden Agama-agama (transcendent unity of religions) dibagi menjadi dua: tingkat eksoterik (lahiriyah) dan esoterik (batiniyah). Pada tingkat eksoterik agama-agama mempunyai Tuhan, teologi, ajaran yang berbeda. Namun pada tingkat esoterik agama-agama itu menyatu dan memiliki Tuhan yang sama yang abstrak dan tak terbatas.

Dari keterangan di atas dapat kita fahami bahwa kaum pluralis mengangap bahwa akidah semua agama adalah hasil karya manusia, dan pemahaman tentang Tuhan adalah hasil pencarian dan spekulasi manusia sendiri, tidak ada sumber dari Tuhan sendiri yang menjelaskan atau kalau boleh dikatakan manusialah yang menciptakan Tuhan-Tuhan mereka sendiri. Karena setiap agama membuat definisi sendiri-sendiri tentang siapa Tuhan, seperti apa sifat dan nama-Nya, sehinngga wajar jika hasilnya berbeda-beda.

Jika anggapan mereka demikian, maka teori pluralisme agama ini sebenarnya sudah dengan sendirinya tidak berlaku bagi agama Islam, karena asumsi kaum pluralis adalah bahwa pemahaman Tuhan oleh semua agama adalah hasil ciptaan manusia, dan asumsi tersebut ternyata berbeda dengan kenyataan yang ada di dalam agama Islam. Pengetahuan umat Islam tentang Allah, dengan nama-nama-Nya dalam asmaul husna dan segala sifat-Nya adalah bersifat "tauqifiyah", yaitu dari Allah sendiri yang diperkenalkan ke manusia lewat wahyu yang Dia turunkan kepada para Nabi yang Dia utus, mulai dari Nabi Adam sampai Nabi Muhammad. Bukan ciptaan umat Islam atau Nabi itu sendiri, dan di dalam agama Islam tidak ada lahan spekulasi untuk berkata tentang Tuhan

Oleh karena itu, Allah swt. dalam Al-Quran mengatakan bahwa orang yang berkata tentang Tuhan tanpa ada landasan wahyu adalah orang yang berkata tentang Tuhan tanpa pengetahuan.

"Dan di antara manusia ada orang-orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan, tanpa petunjuk dan tanpa Kitab (wahyu) yang bercahaya (yang menjelaskan antara yang hak dan yang batil).” (QS, Al Hajj:08)

"Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui."
(QS, Al Baqoroh:169)

"Mereka (orang-orang Yahudi dan Nasrani) berkata: "Allah mempuyai anak". Maha Suci Allah; Dia-lah yang Maha Kaya; Kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan apa yang di bumi. Kamu tidak mempunyai hujjah tentang ini. Pantaskah kamu mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?."
(QS, Yunus:68)

Orang yang ingin memahami sesuatu tanpa didasari ilmu pengetahuan maka tiada cara kecuali dengan mengira-ngira, berhipotesa atau bersepekulasi, karena kalau sudah ada ilmu pengetahuan yang meyakinkan pasti tidak perlu bersepekulsi. Dan orang yang meyakini sesuatu dari hasil spekulasi maka sebenarnya dia telah meyakini sesuatu yang dia sendiri sebenarnya tidak yakin dengan hal tersebut. Meyakini sesuatu yang tidak meyakinkan adalah keyakinan problematik, lalu kenapa diyakini?!

Dari masalah ini dapat kita metahui pula tentang pentingnya diuutusnya seorang Rasul sebagai penerima wahyu Tuhan. Keyakinan awal umat manusia adalah sama, bahwa alam dunia ini memiliki sang pencipta, yang menciptakan dan yang mengatur alam dunia ini atau mereka sebut Tuhan. Tapi, manusia tak bisa mengetahui secara pasti tentang siapa itu Tuhan, siapa nama-Nya dan bagaiman sifat-sifat-Nya. Akhirnya mereka saling berspekulasi tentang Tuhan. Dengan ini menjadi pentinglah diutusnya Rasul sebagai utusan Tuhan yang menujukan tentang siapa sebenarnya itu Tuhan, dan segala hal terkait dengan keberadaan-Nya agar manusia tidak terus-menerus bersepekulasi.

Selain itu para Rasul lewat wahyu memberi tahu umat manusia bahwa di balik alam nyata ini ternyata ada alam lain, alam yang sekarang tak mampu diketahui oleh panca indera, tapi hal itu ada dan ternyata mempunyai hubungan dengan manusia, yaitu alam ghaib, seperti malaikat, jin, syaitan, surga, neraka, surga, alam mahsar, hisab. Dari semua hal yang bersifat transendental dan metafisik tersebut semuanya tidak bisa diketahui kecuali dengan informasi yang dapat dipercaya(al khobar as shodiq), yaitu wahyu dari yang Maha Mengetahui (Allah swt.) yang diturunkan kepada orang yang jujur, terpercaya dan terjaga dari kesalahan, yaitu para Rasul. Jika tidak, maka tiada pilihan lain bagi manusia kecuali tidak mengakui adanya yang transenden dan metafisik tersebut atau mengakuinya tapi dengan jalan hipotesa atau spekulasi dan hal ini tidak meyakinkan karena hipotesa tidak bisa dipastikan kebenarannya.

Bukti Kebenaran

Telah kita kita ketahui sebelumnya bahwa pengetahuan umat Islam tentang Tuhan dan yang lain yang bersifat metafisik adalah dari al khobar as shodiq, karena manusia tidak bisa mengetahui secara langsung dengan panca indera. Dan di antara hal yang membuktikan bahwa isi khobar tersebut adalah benar-benar meyakinkan, di antaranya sebagai berikut:

  1. Khobar tersebut. telah diterima dari sekian banyak Rasul yang dapat dipercaya, mulai dari Nabi Adam as. Sampai Nabi Muhammad saw. dan kondisi antar satu Nabi dengan Nabi yang lainnya adalah sangat plural baik dari segi masa, tempat atau negara, tabiat umat mereka, kondisi sosial dan budaya waktu itu, dan lain-lain. tapi khobar tersebut tetap sama isinya. Hal ini bisa terjadi karena yang menurunkan wahyu tersebut adalah satu (Allah swt.) dan yang menerima(para Rasul) orang yang jujur, dan isi sebuah berita, selama tetap asli, berita tersebut tidak terpengaruh oleh kondisi waktu, tempat, sosial, dan kultur sang penerima berita, dan juga bila ada sebuah berita yang dikabarkan kepada semisal "si A", kemudian diberitakan lagi yang lain semisal ke "si B", tapi isinya ternyata berbeda, berarti ada salah satu dari keduanya yang dibohongi. Dan mustahil Allah swt berbohong kepada Rasulnya.
  2. Dan sangat mustahil seandainya setiap Nabi dan Rasul berspekulasi secara sendiri-sendiri, tapi mampu menghasilkan hasil spekulasi yang sama dari segala sisi dari masalah yang dispekulasikan.
  3. Masalah akidah adalah nauu' al khobar (jenis berita), oleh karena itu akidah para Nabi dan Rasul adalah sama. Berbeda dengan syari'at, syari'at adalah nuu' al insa (jenis pengadaan) sehingga bisa berbeda-beda, karena untuk mengatur kehidupan umat yang berbeda-beda.

Kesimpulan

Relativitas kebenaran pengetahuan tentang Tuhan oleh umat beragama hanya bisa terjadi bila seluruh umat beragama "tanpa terkecuali" memperoleh pengetahuan tersebut lewat akal budi mereka, dengan berhipotesa, spekulasi atau sejenisnya, tanpa ada wahyu yang dapat dijadikan petunjuk, hingga tidak bisa dipastikan mana yang benar dan mana yang salah, seperti yang dianggap kaum pluralis sendiri. Tapi, telah kita ketahui bahwa pengetahuan tentang yang transendental tersebut tidak dapat diketahui dengan benar kecuali dengan al khobar as shodiq dan sejak dahulu para Rasul telah menerima khobar tersebut.

Maka dengan ini, dari sekian banyak pengetahuan tentang Tuhan yang tadinya mungkin relatif, menjadi tidak relatif lagi, karena yang lain masih berhipotesa, dan belum bisa memastikan benar tidaknya dan al khobar as shodiq yang pasti benar telah memastikan hipotesa-hipotesa tersebut salah.

Dan realitas yang ada bahwa dari sekian banyak pemahaman umat beragama tentang Tuhan semuanya saling kontradiksi, dan sifat di antara dua hal atau lebih yang saling kontradiksi adalah saling membatalkan di antara yang satu dengan yang lainnya, tidak bisa benar secara bersamaan. Dan al khobar as shodiq telah menunjukan mana yang benar.

Di dalam akidah Islam tidak ditemukan dan diterima keyakinan yang kontradiksi, karena hal itu tidak rasional. Pluralisme agama adalah keyakinan penuh kontradiksi dan problematik, maka tidak selayaknya diyakini oleh orang yang masih mampu berpikir rasional. Dan pernyataan kaum liberal/pluralis yang mengatakan bahwa akidah Islam terpengaruh sosial dan kultur waktu turunnya wahyu adalah pernyataan yang keluar karena tidak faham objek masalah.

Ingat! Kondisi sosial dan kultur antarsatu Nabi dengan yang lainnya adalah lebih plural dari kondisi sekarang, tapi kenapa tidak berpengaruh, hal ini yang harus mereka jawab. Dan seandainya mereka mengatakan bahwa relativitas kebenaran terletak pada pemahaman wahyu tersebut, bukan pada kebenaran wahyunya, maka dengan ini ilmu matematika bukan lagi ilmu pasti lagi bagi mereka, karena wahyu mengatakan Tuhan itu hanya satu. Jika pemahaman hanya satu masih relatif kebenarannya, maka satu tambah satu belum tentu dua, tapi masih relatif, mungkin dua, tiga, dan seterusnya. Wallahu a'lam bisshowab.

*
)Penulis adalah mahasiswa Fakultas Syari'ah Univ. Al Ahgaff, Hadramaut, Yaman. Dan sekarang menjadi Ketua Forum Diskusi Mahasiswa Indonesia (FoKus-Indo)di Unv. Al Ahgoff

sumber: http://www.hidayatullah.com/opini/pemikiran/11058-soal-kebenaran-benarkah-relatif

Read more...

Ngopi: Bikin Otak Encer, Juga Bikin Marah

Kopi memiliki nutrisi yang bagus, membuat otak encer kembali setelah kelelahan. Tapi juga bisa bikin marah
Hidayatullah.com--Kopi sering disejajarkan dengan rokok, karena dipandang membahayakan kesehatan. Sejatinya kopi juga memiliki nutrisi yang bagus, antara lain membuat otak jadi encer kembali setelah kelelahan.

Kandungan Kafein


Zat alkaloid yang berasa pahit dan tidak berbau itu ditemukan oleh Dr. Philippe Sylvester Duvour. Duvour menemukan zat-zat kimia dalam kopi secara akurat dan mengujinya pada manusia. Dari penelitiannya itu ia berkesimpulan bahwa ada orang dapat menikmati kopi dengan nyaman, tetapi ada juga yang tidak. Selain itu ia juga menemukan ada sebagian kecil orang yang malah dapat tidur lebih nyenyak setelah minum kopi, karena biji kopi melenyapkan kekhawatiran dan kegelisahan dalam diri mereka.

Usir Rasa Kantuk
Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Dr. J. Murdoch Ritchie, yang dituangkan dalam karyanya yang berjudul The Pharmatological Basis of Therapeutic. Sisi positif kafein menurut Ritchie, menjadikan aliran pikiran lebih cepat dan jernih serta mengusir rasa kantuk dan lelah. Adapun mekanisme kerja kafein yang memblokade reseptor adenosin. Adenosin ini adalah neurotransmitter yang menenangkan. Setelah mengkonsumsi kafein, seseorang bisa meraih pencapaian intelektual yang lebih tinggi. Berkat kafein pula, aktivitas motorik dan rangsangan pancaindra jadi lebih lancar.

Disamping kafein, kopi juga mengandung asam fenolat yang bersifat antioksidan. Efek kafein itu akan terasa setelah mengkonsumsi satu atau dua cangkir kopi. Detak jantung meningkat, pembuluh darah melebar, yang menyebabkan pergerakan cairan dan kotoran padat dalam tubuh dipercepat.

Zat kafein ini kemudian mengendap di dalam tubuh selama tiga hingga lima jam. Namun untuk ibu hamil kafein mengendap lebih lama dalam tubuh tujuh hingga delapan jam, sedangkan pada bayi berusia kurang dari enam bulan bisa bertahan hingga 24 jam. Itu sebabnya ibu hamil dan menyusui tidak disarankan minum kopi. Hati-hati juga dengan teh, sebab teh mengandung kafein bila dikonsumsi terlalu banyak.

Cepat Marah
Sisi negatif minum kopi dalam jumlah banyak akan mengalamai kekhawatiran kronis, gelisah, dan lekas marah. Dengan mengkonsumsi kopi dalam dosis besar, yang setara dengan sepuluh cangkir kopi kental yang diminum berturut-turut, akan menghasil efek beracun berupa muntah, demam, kedinginan, dan mengalami kebingungan mental.

Meskipun begitu salah jika menganggap kopi sebagai minuman berbahaya, sebab menurut Food and Drug Administration (US-FDA), kopi diklasifikasikan aman sejak tahun 1958. The American Medical Association (AMA) juga berpendapat sama, sehingga bagi Anda penikmat kopi dan teh dalam jumlah moderat tidak perlu khawatir terhadap pengaruh kafein bagi kesehatan asalkan diseimbangi dengan perilaku moderat pula. [pko/www.hidayatullah.com]

Read more...

Melatih Otak Dengan Beberapa Kali "Klik" Internet

Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif";} Peneliti menemukan aktivitas mental yang menantang membantu fungsi otakdalam memanfaatkan internet. Tentusaja bukan situs-situs porno

Hidayatullah.com--Para peneliti di University of California Los Angeles, mempelajari orang-orang yang melakukan pencarian situs sembari aktivitas otak mereka direkam dengan alat scan, magnetic resonance imaging (MRI).

Apa yang kami lihat adalah mereka yang melakukan kegiatan berinternet menggunakan lebih banyak otak mereka selama pencarian," Dr. Gary Small, seorang dokter ahli usia lanjut (geriatri) UCLA, menjelaskan dalam suatu wawancara telepon.

"Hal ini menunjukkan bahwa hanya dengan melakukan pencarian di internet dapat melatih otak—yang mungkin dapat menjaga agar otak kita tetap aktif dan sehat," lanjut Small, yang risetnya diterbitkan di American Journal of Geriatric Psychiatry.

Banyak penelitian telah menemukan bahwa aktivitas mental yang menantang seperti bermain puzzle dapat membantu menjaga fungsi otak, namun hanya sedikit yang melihat peranan yang mungkin dimainkan oleh internet.

"Ini adalah kali pertama seseorang mendapatkan simulasi untuk melakukan tugas pencarian di internet sambil men-scan otak mereka," kata Small.

Timnya mempelajari 24 sukarelawan normal berusia antara 55 sampai 76 tahun. Setengah dari mereka berpengalaman melakukan pencarian web di internet dan setengah lainnya tidak memiliki pengalaman web apapun. Jika tidak, dalam satu kelompok berisi sukarelawan dengan usia, jenis kelamin, dan pendidikan yang serupa.

Kedua kelompok diminta untuk melakukan pencarian di internet dan tugas membaca buku ketika aktivitas otak mereka mereka dimonitor.

"Kami menemukan bahwa de-ngan tugas membaca buku, visual cortex—bagian dari otak yang mengendalikan fungsi baca dan berbahasa—menjadi aktif," jelas Small.

"Dalam melakukan tugas pencarian di internet, ada aktivitas yang jauh lebih besar, namun hanya di dalam kelompok yang telah mengenal internet."

Dia mengatakan aktivitas tersebut terlihat pada mereka yang telah terbiasa menggunakan internet dapat melibatkan otak ke tingkat aktivitas yang lebih mendalam .

"Ada sesuatu dengan pencarian di internet di mana kita dapat mengukurnya pada tingkat yang kita anggap menantang," lanjut Small.

Aktivitas yang menjaga otak agar tetap terlibat dapat memelihara kesehatan otak dan kemampuan berpikir.

Small menduga melakukan kegiatan pencarian di internet mungkin salah satu dari aktivitas tersebut.

"Hal itu menunjukkan pada kita bahwa kita mungkin dapat mengajarkan trik internet baru bagi mereka yang berusia lanjut," tutupnya. [era/reuters/www.hidayatullah.com]

Read more...

Pukul Pantat Anak Sebabkan Agresifitas

Anak usia tiga tahun yang dipukul pantat dua kali atau lebih, meningkatkan peluang 50 persen agresif saat berusia lima tahun

Hidayatullah.com—Jika Anda termasuk orangtua yang kerap memukul anak pada pantat, lebih baik segera berhati-hati. Sebaiknya hentikan pikiran seperti itu, jangan lagi memberi hukuman pukul pantat pada anak.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa memukul pantat anak saat mereka berusia tiga tahun, akan mengarah pada perilaku yang lebih agresif ketika mereka berusia lima tahun atau lebih.

Dengan kata lain, hukuman pantat justru akan menjadi bumerang membuat anak lebih agresif.

"Kita semua tahu bahwa anak-anak membutuhkan bimbingan dan disiplin, tetapi orangtua harus fokus pada hal yang positif, yaitu bentuk pendisplinan non-fisik, seperti membatasi waktu dan hindari memukul," kata penulis studi Catherine Taylor, Asisten Profesor Ilmu Kesehatan Masyarakat di Tulane University School of Public Health and Tropical Medicine di New Orleans, seperti dikutip dari Health24, Rabu (14/4).

Hukuman fisik seperti memukul pantat memang merupakan bentuk yang relatif kecil, tetapi hukuman seperti ini justru dapat memberikan implikasi yang lebih besar nantinya, yaitu membuat anak menjadi lebih agresif.

"Studi tersebut menyoroti bagaimana mengasuh anak secara positif sangat penting dan efektif dalam memutus siklus kekerasan dan berpotensi mengurangi tingkat kekerasan secara keseluruhan di masyarakat kita," kata Dr Kathryn J. Kotrla, Ketua Psikiatri dan Ilmu Perilaku di College of Medicine, kampus Texas A&M Health Science Center Round Rock.

Penelitian sebelumnya yang telah diterbitkan dalam Pediatrics edisi Mei, juga menunjukkan hubungan antara hukuman fisik dan agresi pada anak-anak.

Banyak organisasi, termasuk American Academy of Pediatrics, menasihatkan larangan keras terhadap hukuman fisik. Diperkirakan 35 hingga 90 persen orangtua masih menerapkan cara pendisiplinan seperti ini.

Pada studi baru, hampir 2.500 ibu menanggapi pertanyaan, seberapa sering mereka memukul pantat anak usia tiga tahun selama sebulan terakhir. Mereka juga ditanya tentang tingkat agresi anak pada usia tiga tahun, dan berbagai faktor risiko orangtua seperti depresi ibu, penggunaan alkohol, dan kekerasan di antara anggota keluarga lainnya.

Sekitar 50 persen dari ibu mengatakan bahwa mereka tidak memukul pantat anak mereka sebulan terakhir, sementara 27,9 persen melaporkan memukul pantat satu atau dua kali, dan 26,5 persen lainnya mengatakan bahwa mereka menggunakan jenis hukuman fisik ini lebih dari dua kali selama jangka waktu tersebut.

Hasilnya, anak usia tiga tahun yang dipukul pantat dua kali atau lebih pada sebulan terakhir, meningkatkan peluang sebesar 50 persen menjadi agresif ketika mereka berusia lima tahun.

"Kita tahu bahwa anak-anak belajar dari apa yang orangtuanya lakukan. Jadi jika seorang anak dipukuli dengan alasan apapun, Anda benar-benar mengajarkan anak bahwa memukul, bertindak atau bersikap agresif adalah diperbolehkan," kata Taylor.

Menurut Taylor, ada juga studi lain yang menunjukkan bahwa memukul pantat anak dengan alasan apapun, akan mempengaruhi perkembangan otak, emosi dan juga tentunya mempengaruhi perilaku. [mer/dth/www.hidayatullah.com]

Read more...

Kata-Kata Memang Bisa Menyakitkan

Rasa sakit yang disebabkan sebuah kata, tidak kalah dari sebilah pedang. Demikian hasil penelitian

Hidayatullah.com--Pasti Anda pernah mendengar ungkapan "lidah setajam sembilu". Maksudnya tentu bukan fisk dari lidah yang tajam, melainkan kata-kata yang diucapkan seseorang. Hasil penelitian membuktikan, memang demikian adanya.

Para ilmuwan menemukan bahwasanya membaca sederetan kata-kata yang berhubungan dengan pengalaman menyakitkan, bisa memicu reaksi bagian otak yang mengatur rasa sakit atau nyeri.

Meskipun tidak ada reaksi fisik secara langsung, ilmuwan menduga, mendengarkan kata-kata yang berkaitan dengan rasa sakit dan nyeri bisa membuat rasa itu semakin menyakitkan, karena otak sudah "disiapkan" untuk menerima dan memprosesnya.

Sebagai contoh, jika seorang dokter gigi berbicara tentang "mengebor" gigi sebelum dia benar-benar melakukannya, dokter itu sudah membuat Anda tidak nyaman.

Profesor Thomas Weiss yang memimpin penelitian itu mengatakan, "Temuan-temuan ini menunjukkan bahwa kata-kata itu sendiri bisa mengaktifkan matriks rasa sakit kita."

"Hasil penelitain kami menunjukkan bahwa stimulus verbal memiliki arti yang penting, lebih dari yang pernah kita sangka selama ini."

Tim peneliti Departemen Biologi dan Psikologi Klinis dari Universitas Friedrich-Schiller di Jena, Jerman, memindai otak 16 relawan dengan menggunakan fMRI (functional magnetic resonance imaging) saat mereka membaca daftar kata-kata yang muncul di layar komputer.

Beberapa kata--seperti menyiksa dan kram--dipilih, karena berhubungan dengan rasa sakit.

Sementara kata lain--seperti menakutkan dan menjijikkan--dipilih karena menimbulkan rasa negatif, meskipun tidak terkait langsung dengan rasa sakit.

Para peneliti juga memberikan beberapa kata lain yang memiliki makna positif atau netral--seperti membelai dan memeluk--sebagai faktor pengontrol.

Hasil penelitian menunjukkan, kata-kata yang terkait dengan rasa sakit memicu respon bagian otak yang memproses rasa sakit. Hanya dengan membaca deretan daftar kata saja, otak sudah langsung memberikan reaksi atas hal-hal yang memberikan rasa sakit atau penderitaan.

Profesor Weiss, seorang psikolog, yakin bahwa otak dengan cepat belajar menghubungkan kata-kata seperti "kram" dan "menjepit" dengan sensasi rasa sakit.

Dalam percobaan yang dilakukan, kata-kata itu tetap memicu reaksi otak di pusat rasa sakit, meskipun para relawan diberi pengecoh untuk mengalihkan perhatian mereka.

Maria Richter, anggota peneliti, menjelaskan. Pertama-tama pasien atau orang yang diteliti diminta membayangkan situasi yang berhubungan dengan kata-kata yang diberikan. Setelah itu mereka diberi semacam pengalih perhatian. Hasilnya, kata Richter, "Pada kedua kasus kita melihat sebuah aktivasi yang jelas dari matriks rasa sakit di dalam otak, oleh kata-kata yang berhubungan dengan rasa sakit."

Menurut para ilmuwan, bisa jadi respon itu merupakan sebuah survival instinct, di mana manusia belajar untuk menghindari rasa sakit di kemudian hari.

Mereka yakin penemuannya bisa memberikan pengaruh pada dokter, dokter gigi dan orangtua. Mengatakan kepada pasien bahwa disuntik tidak akan menyakitkan, sebenarnya hanya akan membuat pasien merasa lebih buruk.

Sama halnya jika orangtua mengatakan kepada anaknya bahwa melepas plester luka itu "tidak sakit sama sekali."

Demikian pula menyuruh orang atau pasien menjelaskan rasa sakit yang dideritanya. Menurut peneliti, hal itu bisa membuat mereka semakin menderita. [di/dm/www.hidayatullah.com]

Read more...

Orang Bahagia Pembicaraannya Mendalam


Read more...
 
MINDKAMIL @2009 Gallery Template Ajah by ireng_ajah

Supported Free Money Info and Product and Service | Banner code by Code-Code-an

Best view with Mozilla Firefox