Ditemukannya jaringan internet yang dimulai pada tahun 1969 telah mempercepat laju penyampaian informasi. Jarak, geografis dan waktu yang menjadi penghambat proses penyampaian informasi, bukan lagi menjadi faktor penghambat yang berarti. Penerapan teknologi khususnya teknologi informasi dan komunikasi dibidang pendidikan kini telah menjadi perhatian kita. Maraknya wacana mengenai internet masuk sekolah dan manfaat serta keunggulannya memicu ide-ide kreatif sebagai adrenalin untuk semakin meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia yang semraut. Upaya penerapan teknologi khususnya teknologi informasi dan komunikasi dibidang pendidikan salah satunya ditandai dengan hadirnya situs belajar dan mengajar dengan menggunakan web dan internet yang sering kita sebut dengan e-learning. Sebenarnya tanpa definisi yang jelas mengenai e-learning sangatlah sulit untuk menentukan benar atau tidak untuk dapat disebut e-learning. Lantas timbulah pertanyaan “apa sebenarnya e-learning itu?”.
Pengertian e-learning
Sistem pembelajaran elektronik atau e-pembelajaran (Inggris: Electronic learning disingkat E-learning) adalah cara baru dalam proses belajar mengajar. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan e-learning, peserta ajar (learner atau murid) tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan dari seorang guru secara langsung. E-learning juga dapat mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah program studi atau program pendidikan.
E-learning telah mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat biaya studi lebih ekonomis. E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi, peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran.
Dalam e-learning, faktor kehadiran guru atau pengajar otomatis menjadi berkurang atau bahkan tidak ada. Hal ini disebabkan karena yang mengambil peran guru adalah komputer dan panduan-panduan elektronik yang dirancang oleh "contents writer", designer e-learning dan pemrogram komputer.
Dengan adanya e-learning para guru/dosen/instruktur akan lebih mudah :
1. melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang mutakhir
2. mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan wawasannya
3. mengontrol kegiatan belajar peserta didik.
Kehadiran guru sebagai makhluk yang hidup yang dapat berinteraksi secara langsung dengan para murid telah menghilang dari ruang-ruang elektronik e-learning ini. Inilah yang menjadi ciri khas dari kekurangan e-learning yang tidak bagus. Sebagaimana asal kata dari e-learning yang terdiri dari e (elektronik) dan learning (belajar), maka sistem ini mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Seberapa Besarkah Pengaruh E-Learning Bagi Pendidikan Sekolah?
Apabila dibandingkan pendidikan konvensional, dalam prosesnya elearning sebagai media distance learning menciptakan paradigma baru, yakni peran guru yang lebih bersifat "fasilitator" dan siswa sebagai "peserta aktif" dalam proses belajar-mengajar. Karena itu, guru dituntut untuk menciptakan teknik mengajar yang baik, menyajikan bahan ajar yang menarik, sementara siswa dituntut untuk aktif berpartisipasi dalam proses belajar. Namun dalam banyak kenyataan, jarang sekali ditemui distance learning yang seluruh proses belajar-mengajarnya dilaksanakan dengan e-learning atau online learning. E learning hanyalah sebagai media penunjang pendidikan dan bukan sebagai media pengganti pendidikan. Seringkali pendidikan jarak jauh dihubungi mengenai kolaborasi terhadap membuat situs e-learning, seringkali pula e-learning dihubung-hubungkan dengan pembelajaran berbasis TIK. Padahal elearning bukanlah satu-satunya solusi untuk pembelajaran distance learning ataupun pembelajaran berbasiskan TIK. E-learning hanyalah salah satu teknologi dari sekian banyak teknologi pendidikan. Sebagai salah satu teknologi pendidikan, maka mutu akhirnya 100% tergantung mutu konten dan proses pengajaran. Teknologi sendiri hanya sebagai medium. Kalaupun berhasil atau gagal tergantung konten dan proses pengajaran, bukan teknologinya (Philip R. : 2007). Untuk membangun e-learning di sekolah maka sekolah tersebut haruslah memiliki jaringan listrik dan telepon, memiliki ruangan, komputer yang dapat diakseskan dengan internet, serta dibutuhkan sumber daya pendidik yang mampu menjalankan komputer dan mengerti tentang teknologi informasi dan komunikasi. Dalam kenyataannya Indonesia dihadapkan pada beberapa kendala yang diantaranya; minimnya dana bagi sekolah yang miskin untuk pengadaan perangkat dan ruangan tersebut, bahkan dikenyataan lapangan disinyalir masih banyaknya sekolah-sekolah dengan kondisi yang memprihatinkan, kendala selanjutnya minimnya tenaga ahli sebagai sumber daya manusia, dan bahkan sungguh ironis sekali karena di Indonesia masih terdapatnya daerah terpencil yang belum tersentuh oleh jaringan listrik dan telepon. Terdapat 3 faktor yang menjadi kendala bagi tercapainya fasilitas e-learning di lembaga Sekolah di Indonesia:
1. Faktor Dana, seperti ketidak sanggupan membeli perangkatperangkat komputer dll.
2. Faktor SDM, seperti masih minimnya kemampuan manusia yang menguasai ICT (Information Comunication and technology) atau TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) dan khususnya pengetahuan membangun e-learning.
3. Faktor Lain, seperti keamanan Sekolah untuk menyediakan perangkat e-learning, sulitnya transportasi, lingkungan dll.
DAFTAR PUSTAKA:
http://id.wikipedia.org/wiki/E-learning
http://www.scribd.com/doc/21369453/Keefektifan-Elearning-Bagi-Mutu-Pendidikan-Di-Sekolah
Sabtu, 27 Maret 2010
Seberapa Besarkah Pengaruh E-Learning Bagi Pendidikan Sekolah?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar